keluar .. jangan.. keluar.. jangan… keluar.. jangan….
hmph…
berangkat pagi. pulang pagi, ga kaya-kaya…..
kerja rodi pula…
tp kalo ga kerja gimana…
tapi kalo kerja, rumah ga keurus…
ya Allah….. bimbinglah daku dijalanMu.
hidup adalah pilihan.
Pada saat kita diharuskan mengambil keputusan dalam kehidupan kita,
setidaknya menurut saya ada dua hal yang perlu dijadikan hal yang paling
mendasar dalam pengambilan keputusan.
1. Bagaimana Nanti aja deh
2. Nanti Bagaimana ya
Apa yang menjadi pilihan kita tidak ada yang salah, baik itu yang
pertama ataupun yang kedua. Hidup di dunia ini penuh dengan pilihan. Dan
sifatnya pun conditional. Artinya, tergantung kepada permasalahannya
dan setiap permasalahan memiliki ciri khasnya masing-masing. So, lihat
case per case ya terhadap permasalahannya….. dengan segala
konsekuensinya. Ingat, tanggung sendiri risikonya. Play at your own
risk.
Contoh :
Seorang pria, katakan A. Dia tergoda untuk berselingkuh dengan teman
wanita di kantornya. Kebetulan si wanita pun juga membuka hatinya. Pucuk
di cinta, ulam pun tiba. Duuuhh….tolllong…..
Ada dua pilihan untuk sang pria. Pertama, langsung sikat alias jalani
saja. Mana ada kucing menolak daging segar sih? Kapan lagi ada
kesempatan seperti ini? Jarang-jarang lho begini.
Kedua, dia menyempatkan diri untuk berpikir dan merenung sebelum
bertindak. Dosa menjadi konsekuensi pertamanya. Lalu bagaimana kalau
rekan-rekan kantor yang lain mengetahui affairnya? Apa tidak jadi bahan
gosip? Bagaimana kelangsungan karirnya? Belum lagi rongrongan dari istri
di rumah. Pusing kan? Tanya Kenapa…..
Eh, tapi sepertinya contoh ini nggak cocok ya? Gimana sih yang nulis
blog ini? Biasanya sih yang namanya perselingkuhan terjadi begitu saja,
perlahan-lahan, dan tanpa disadari. Tahu-tahu, sudah terjadi saja.
Seperti air yang mengalir, pelan tapi pasti, dan akhirnya terjadilah.
Nanti dicarikan contoh lagi deh sambil ngetik yang lain.
Nah, maka dari itu. Contoh di atas tidak jauh dari yang namanya
pilihan. Setelah tanda-tandanya, masak sih nggak terasa? pasti terasa.
Masalahnya cuma satu. Ada kontrol terhadap diri kita tidak. Jangan
bicara iman dahulu deh. Percuma kalau ngakunya beriman tapi tidak bisa
menguasai diri dan perasaan kita.
Hidup ini cuma memang pilihan dengan segala konsekuensinya. Terkadang
kita juga tidak tahu persis apakah yang kita pilih itu benar atau
salah. Yang pasti cuma ada 3 :
1. Manusia pasti akan meninggal
2. Dunia pasti akan kiamat
3. Masuk surga atau neraka
Hidup memang harus kita jalani dan biarkan seperti air mengalir. Begitu kata kebanyakan orang kan?
Pertanyaannya : Air itu mengalir ke mana?
Hukum alam (kayaknya kalau nggak salah yang gravitasi dan sifat air
ya?) mengatakan bahwa air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah. Bersifat seperti air mengalir adalah baik
lho. Contohnya, di sungai dari hulu ke hilir, ada batu yang
menghalanginya ada nggak air yang yang hancur? Sifatnya fleksibel. Ini
dari sudut pandang saya lho.
Lalu ke mana air mengalir? Pastilah ke bawah dong. Gimana sih….. Ada
yang ke hilir danau yang bersih. Tapi ada juga yang masuk ke comberan
yang bauk. Ada juga yang diminum manusia dan ujung-unjungnya ke septic
tank juga. Mau pilih yang mana? Pikir saja sendiri. Tanya Kenapa…..
source: http://alifreza.wordpress.com/2007/03/04/hidup-adalah-pilihan-lalu-pilih-mana-bagaimana-nanti-atau-nanti-bagaimana/